Alhamdulillah pelaksanaan Shalat ied ramadhan 1433H di Lapangan Mertosanan berjalan lancar. Ini tidak terlepas dari partisipasi semua pihak yang telah membantu baik saat persiapan hingga selesainya shalat ied. Setelah Shalat Ied selesai, waktunya kerja bakti lagi.
Jika sebelumnya kerja bakti untuk memasang namun sekarang sebaliknya, yaitu membongkar. Pathok dan Tali kenur yang digunakan sebagai shof dibongkar dan dikumpulkan untuk digunakan pada tahun berikutnya. Agar kerja bakti berjalan efisien, untuk Pemuda Muhammadiya dan Kokam kebagian tugas untuk membongkat shof dan mengembalikan sound, sedangkan bagi Nasyiatul 'Aisyiah atau bagian pemudi-pemudinya bertugas menghitung uang infak Jamaah. Meskipun begitu, beberapa Pemuda juga ikut membantu menghitung infak.
Seluruh uang yang dimasukkan kedalam kotak infak dikumpulkan menjadi satu, ata bahasa jawanya "diumbyukke" ditikar. Beragam pecahan uang terkumpul membentuk gunung uang warna-warni. Ada yang senyum mesem merah, ada juga yang membawa golok. Melihat kami menghitung uang, beberapa jamaah pun mendatangi kami. Mereka hendak menukar uang, tentunya agar memperoleh pecahan untuk dibagikan kepada saudara-saudaranya.
Selama proses penghitungan uang infak, selalu saja dibarengi canda tawa. Sepertinya ini merupakan hiburan sementara karena melihat tumpukan uang di depan mata membentuk gunung warna-warni. Indah menyegarkan.
Setelah proses penghitungan selesai, selanjutnya seluruh uang dilaporkan dan diserahkan kepada bendahara Pimpinan Ranting Muhammadiyah Potorono Barat, yaitu bapak Edy.
Author : Dian Romadhoni
Jika sebelumnya kerja bakti untuk memasang namun sekarang sebaliknya, yaitu membongkar. Pathok dan Tali kenur yang digunakan sebagai shof dibongkar dan dikumpulkan untuk digunakan pada tahun berikutnya. Agar kerja bakti berjalan efisien, untuk Pemuda Muhammadiya dan Kokam kebagian tugas untuk membongkat shof dan mengembalikan sound, sedangkan bagi Nasyiatul 'Aisyiah atau bagian pemudi-pemudinya bertugas menghitung uang infak Jamaah. Meskipun begitu, beberapa Pemuda juga ikut membantu menghitung infak.
Seluruh uang yang dimasukkan kedalam kotak infak dikumpulkan menjadi satu, ata bahasa jawanya "diumbyukke" ditikar. Beragam pecahan uang terkumpul membentuk gunung uang warna-warni. Ada yang senyum mesem merah, ada juga yang membawa golok. Melihat kami menghitung uang, beberapa jamaah pun mendatangi kami. Mereka hendak menukar uang, tentunya agar memperoleh pecahan untuk dibagikan kepada saudara-saudaranya.
Selama proses penghitungan uang infak, selalu saja dibarengi canda tawa. Sepertinya ini merupakan hiburan sementara karena melihat tumpukan uang di depan mata membentuk gunung warna-warni. Indah menyegarkan.
Setelah proses penghitungan selesai, selanjutnya seluruh uang dilaporkan dan diserahkan kepada bendahara Pimpinan Ranting Muhammadiyah Potorono Barat, yaitu bapak Edy.
Author : Dian Romadhoni