Kemenangan
bukanlah untuk yang punya baju baru, ataupun sederet aksesoris baru lain baru
yang menempel di tubuh kita. Kemenangan diperoleh bagi orang yang selama bulan
puasa mampu mengoptimalkan fasilitas istimewa yang diberikan sang Maha Kasih
dan Maha Kuasa, Allah swt. Lipatan pahala yang diberikan Allah swt sebagai
insentif yang memacu umat untuk beribadah lebih banyak dan lebih baik. Itupun juga
ada prasyaratnya.
Hal tersebut
sesuai dengan hadis nabi, bahwa diantara sekian orang yang puasa ada orang yang
hanya dapat lapar dan dahaga. Bahkan lebih jauh, mungkin juga bukan cuman lapar
dan dahaga yang sia-sia, mungkin juga tarawih kita, tadarus kita, zakat kita,
sodaqah kita. Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niatnya. Apakah niat kita beribadah karena sesuatu
selain Allah? Apakah karena malu sama tetangga sehingga kita tarawih tiap
hari? Apakah karena malu sama teman
sehingga kita berlomba mengkhatamkan quran 30 juz? Sesungguhnya Allah swt yang
serba Maha itu adalah Yang Maha Tahu. Marilah kita berintropeksi diri, apakah
ibadah kita di bulan Ramadhan kemarin sudah diniatkan dengan benar? Semoga
teman-teman semua bukanlah tergolong orang yang merugi. Semoga Allah swt
menerima ibadah kita dan menjadikan kita sebagai golongan yang meraih kemenangan
di hari esok, 1 syawal 1433 H. Semoga kita menjadi orang yang dapat menikmati
kefitrian dan kembali suci.
Jika kita belum
bisa mencapai derajat itu, semoga bulan syawal ini kita dapat memperbaiki diri
menjadi orang yang lebih baik dalam mencari keridlaan-Nya. Bukankah bulan
syawal adalah bulan peningkatan. Bulan kita berbuat lebih baik dari waktu bulan
Ramadhan. Sesungguhnya orang yang lebih buruk dari hari kemarin adalah orang
yang celaka, dan orang yang sama dari kemarin adalah orang yang merugi, dan hanya
orang-orang yang lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung.
Selamat Iedul
fitri 1433 H, "Taqabalallahu minna wa minkum, Minnal Aidzin Wal Faidzin. Mohon
Maaf Lahir Batin".
Penulis : Arif Zahari,
Depok Jawa Barat.